Sabtu, Agustus 01, 2009

Padi Organik

Apa yang dimaksud dengan Padi Organik?
Padi organik adalah padi yang disahkan oleh sebuah badan
independen, untuk ditanam dan diolah menurut standar ‘organik’
yang ditetapkan.
Walau tidak ada satu definisi pun untuk “organik”,
kebanyakan definisi memiliki elemen umum. Misalnya,
“organik” sebagaimana digunakan pada kebanyakan tanaman
sawah yang umumnya berarti bahwa:
1. Tidak ada pestisida dan pupuk dari bahan kimia sintetis
atau buatan yang telah digunakan.
2. Kesuburan tanah dipelihara melalui proses “alami” seperti
penanaman tumbuhan penutup dan/atau penggunaan
pupuk kandang yang dikompos dan limbah tumbuhan.
3. Tanaman dirotasikan di sawah untuk menghindari
penanaman tanaman yang sama dari tahun ke tahun di
sawah yang sama.
4. Pergantian bentuk-bentuk bukan-kimia dari pengendalian
hama digunakan untuk mengendalikan serangga,
penyakit dan gulma – misalnya serangga yang
bermanfaat untuk memangsa hama, jerami setengah
busuk untuk menekan gulma, dan lain-lain.
Mengapa padi organik?
Produk “organik” – terutama di pasar-pasar maju – biasanya
menerima harga yang lebih tinggi. Produk organik juga
sering dianggap sebagai memiliki manfaat kesehatan yang
lebih besar.
Apa yang terlibat dalam penanaman padi organik?
1. Harus mengikuti standar ketat untuk produksi dan
pengolahan yang ditetapkan oleh badan sertifikasi.
2. Harus membuat dan menyerahkan rencana tahunan yang
memperlihatkan bahwa Anda akan memenuhi
persyaratan produksi dan pengolahan dari badan
sertifikasi.
3. Produk hanya dapat disertifikasi “organik” bila produk
ditanam di lahan yang telah bebas dari zat-zat terlarang
(misalnya, pestisida dan pupuk kimia buatan) selama tiga
tahun sebelum sertifikasi.
4. Tantangan utama dari penanaman padi awalnya
berkaitan dengan pengelolaan hara dan pengendalian
gulma.
Contoh utama mencakup:
a. Nitrogen biasanya disediakan melalui penanaman
leguminosa penutup tanah.
b. Pupuk dari tulang merupakan sumber fosfor murah
yang baik (dengan kadar sekitar 12%). Hal ini cepat
berfungsi dan berlangsung sampai 6 bulan. Sumber
lain adalah dari Rock Phosphate, yang memiliki rasio
33%. Dengan Rock Phosphate Anda hanya akan
mendapatkan sekitar 10% pada tahun pertama
karena lamban fungsinya dan berlangsung selama 3-
5 tahun.
c. Jerami dan pupuk kandang merupakan sumber kalium
yang baik. Kalium dapat berkadar tinggi dalam air
irigasi.
d. Gulma dapat dikurangi melalui perataan lahan yang
baik, pengelolaan air, pengolahan tanah, dan rotasi
tanaman.
e. Sebagian besar serangga dan penyakit dapat
dikendalikan melalui penggunaan varietas yang tepat.
5. Anda akan harus membuat catatan terperinci mengenai
metode dan bahan yang digunakan dalam penanaman
atau pengolahan produk organik untuk memperlihatkan
bahwa standar telah dijaga dan diperiksa.
6. Anda biasanya akan membutuhkan pihak ketiga yang
disetujui oleh badan sertifikasi nasional untuk
mensertifikasi yang setiap tahun menginspeksi semua
metode dan bahan.
Apa faktor-faktor lain yang harus saya pertimbangkan
dalam memproduksi padi organik?
• Menentukan pasar potensial (harga dan ukuran) untuk
produk yang diusulkan.
• Menentukan apakah input yang diperlukan cukup tersedia
untuk membuat usaha tersebut bersifat ekonomis.
• Menentukan apakah dapat diproduksi produk yang
mencukupi untuk terus memenuhi permintaan pasar
secara tepat waktu dan dengan kualitas yang diminta.
• Menentukan kebutuhan fasilitas, persyaratan modal dan
pembiayaan, biaya dan laba potensial.
• Menganalisis kebutuhan dan biaya infrastruktur dalam
memastikan pengadaan produk yang kontinyu dan tepat
waktu.
• Mekanisme sertifikasi diperlukan.

MARI KITA BUAT PETANI TERSENYUM KETIKA DATANG PANEN

Petani kita sudah terlanjur memiliki mainset bahwa untuk menghasilkan produk-produk pertanian berarti harus gunakan pupuk dan pestisida kimia. NPK yang terdiri dari Urea, TSP dan KCL serta pestisida kimia pengendali hama sudah merupakan kebutuhan rutin para petani kita.
Produk ini dikenalkan oleh pemerintah saat itu sejak tahun 1969 karena berdasarkan penelitin bahwa tanah kita yang sangat subur ini ternyata kekurangan unsur hara makro (NPK). Setelah +/- 5 tahun dikenalkan dan terlihat peningkatan hasilnya, maka barulah para petani mengikuti cara tanam yang dianjurkan pemerintah tersebut. Produk hasil pertanian mencapai puncaknya pada tahun 1985-an pada saat Indonesia swasembada pangan. Petani kita selanjutnya secara turun temurun beranggapan bahwa yang meningkatkan produksi pertanian mereka adalah Urea, TSP dan KCL, mereka lupa bahwa tanah kita juga butuh unsur hara mikro yang pada umumnya terdapat dalam pupuk kandang atau pupuk hijau yang ada disekitar kita, sementara yang ditambahkan pada setiap awal musim tanam adalah unsur hara makro NPK saja ditambah dengan pengendali hama kimia.
Mereka para petani juga lupa, bahwa penggunaan pupuk dan pengendali hama kimia yang tidak terkendali, sangat merusak lingkungan dan terutama tanah pertanian mereka semakin tidak subur, semakin keras dan hasilnya dari tahun ketahun terus menurun.
Tawaran solusi terbaik untuk para petani Indonesia agar mereka bisa tersenyum ketika panen, maka tidak ada jalan lain, perbaiki sistem pertanian mereka, ubah cara bertani mereka, mari kita kembali kealam.
System of Rice Intensification (SRI) yang sedang digencarkan oleh SBY adalah cara bertani yang ramah lingkungan, kembali kealam, menghasilkan produk yang terbebas dari unsur-unsur kimia berbahaya, kuantitas dan kualitas hasil juga lebih baik, belum mendapat respon positif dari para petani kita, karena walaupun hasilnya sangat menjanjikan, tetapi sangat merepotkan petani dalam budidayanya.
Petani kita karena sudah terlanjur termanjakan oleh system olah lahan yang praktis dengan menggunakan pupuk dan pestisida kimia, sangat berat menerima metoda SRI ini. Mungkin tunggu 5 tahun lagi setelah melihat petani tetangganya berhasil menerapkan metode tersebut.
Atau mungkin solusi yang lebih praktis ini dapat diterima oleh para petani kita; yaitu “BERTANI DENGAN POLA GABUNGAN SISTEM SRI DIPADUKAN DENGAN PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK NASA”. Cara gabungan ini hasilnya tetap PADI ORGANIK yang ramah lingkungan seperti yang dikehendaki oleh pola SRI, tetapi cara pengolahan lahan/tanah sawahnya lebih praktis, dan hasilnya bisa meningkat 60% — 200% dibanding pola tanam sekarang.
Semoga petani kita bisa tersenyum ketika datang musim panen.
AYOOO PARA PETANI DAN SIAPA SAJA YANG PEDULI PETANI!!!!
SIAPA YANG AKAN MEMULAI?
KALAU TIDAK KITA SIAPA LAGI?
KALAU BUKAN SEKARANG KAPAN LAGI?