Kamis, Desember 31, 2009

Proposal Nikah

KADO BUAT YANG MAU DAN SIAP MENIKAH..BARAKALLAHU !!

Latar Belakang

Ibunda dan Ayahanda yang sangat saya hormati, saya cintai dan sayangi, semoga Allah selalu memberkahi langkah-langkah kita dan tidak putus-putus memberikan nikmatNya kepada kita. Amin

Ibunda dan Ayahanda yang sangat saya hormati..sebagai hamba Allah, saya telah diberi berbagai nikmat. Maha Benar Allah yang telah berfirman : "Kami akan perlihatkan tanda-tanda kebesaran kami di ufuk-ufuk dan dalam diri mereka, sehingga mereka dapat mengetahui dengan jelas bahwa Allah itu benar dan Maha Melihat segala sesuatu".

Nikmat tersebut diantaranya ialah fitrah kebutuhan biologis, saling membutuhkan terhadap lawan jenis.. yaitu: Menikah ! Fitrah pemberian Allah yang telah lekat pada kehidupan manusia, dan jika manusia melanggar fitrah pemberian Allah, hanyalah kehancuran yang didapatkannya..Na'udzubillah ! Dan Allah telah berfirman : "Janganlah kalian mendekati zina, karena zina adalah perbuatan yang buruk lagi kotor" (Qs. Al Israa' : 32).

Ibunda dan Ayahanda tercinta..melihat pergaulan anak muda dewasa itu sungguh amat memprihatinkan, mereka seolah tanpa sadar melakukan perbuatan-perbuatan maksiat kepada Allah. Seolah-olah, dikepala mereka yang ada hanya pikiran-pikiran yang mengarah kepada kebahagiaan semu dan sesaat. Belum lagi kalau ditanyakan kepada mereka tentang menikah. "Saya nggak sempat mikirin kawin, sibuk kerja, lagipula saya masih ngumpulin barang dulu," ataupun Kerja belum mapan , belum cukup siap untuk berumah tangga��, begitu kata mereka, padahal kurang apa sih mereka. Mudah-mudahan saya bisa bertahan dan bersabar agar tak berbuat maksiat. Wallahu a'lam.

Ibunda dan Ayahanda tersayang..bercerita tentang pergaulan anak muda yang cenderung bebas pada umumnya, rasanya tidak cukup tinta ini untuk saya torehkan. Setiap saya menulis peristiwa anak muda di� majalah Islam, pada saat yang sama terjadi pula peristiwa baru yang menuntut perhatian kita..Astaghfirullah.. Ibunda dan Ayahanda..inilah antara lain yang melatar belakangi saya ingin menyegerakan menikah.

Dasar Pemikiran

Dari Al Qur��an dan Al Hadits :

  1. �"Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui." (QS. An Nuur (24) : 32).
  2. "Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah." (QS. Adz Dzariyaat (51) : 49).
  3. �Maha Suci Allah yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui�� (Qs. Yaa Siin (36) : 36).
  4. Bagi kalian Allah menciptakan pasangan-pasangan (istri-istri) dari jenis kalian sendiri, kemudian dari istri-istri kalian itu Dia ciptakan bagi kalian anak cucu keturunan, dan kepada kalian Dia berikan rezeki yang baik-baik (Qs. An Nahl (16) : 72).
  5. Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (Qs. Ar. Ruum (30) : 21).
  6. Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi pelindung (penolong) bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasulnya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah ; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Qs. At Taubah (9) : 71).
  7. Wahai manusia, bertaqwalah kamu sekalian kepada Tuhanmu yang telah menjadikan kamu satu diri, lalu Ia jadikan daripadanya jodohnya, kemudian Dia kembangbiakkan menjadi laki-laki dan perempuan yang banyak sekali. (Qs. An Nisaa (4) : 1).
  8. Wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Lelaki yang baik untuk wanita yang baik pula (begitu pula sebaliknya). Bagi mereka ampunan dan reski yang melimpah (yaitu : Surga) (Qs. An Nuur (24) : 26).
  9. ..Maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja..(Qs. An Nisaa' (4) : 3).
  10. Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang mukminah apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sesungguhnya dia telah berbuat kesesatan yang nyata. (Qs. Al Ahzaab (33) : 36).
  11. Anjuran-anjuran Rasulullah untuk Menikah : Rasulullah SAW bersabda: "Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka, bukan golonganku !"(HR. Ibnu Majah, dari Aisyah r.a.).
  12. Empat macam diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu : berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak dan menikah (HR. Tirmidzi).
  13. Dari Aisyah, "Nikahilah olehmu kaum wanita itu, maka sesungguhnya mereka akan mendatangkan harta (rezeki) bagi kamu�� (HR. Hakim dan Abu Dawud). 14.�Jika ada manusia belum hidup bersama pasangannya, berarti hidupnya akan timpang dan tidak berjalan sesuai dengan ketetapan Allah SWT dan orang yang menikah berarti melengkapi agamanya, sabda Rasulullah SAW: "Barangsiapa diberi Allah seorang istri yang sholihah, sesungguhnya telah ditolong separoh agamanya. Dan hendaklah bertaqwa kepada Allah separoh lainnya." (HR. Baihaqi).
  14. Dari Amr Ibnu As, Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasannya ialah wanita shalihat.(HR. Muslim, Ibnu Majah dan An Nasai).
  15. "Tiga golongan yang berhak ditolong oleh Allah� (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim) : a.�Orang yang berjihad / berperang di jalan Allah. b.�Budak yang menebus dirinya dari tuannya. c.�Pemuda / i yang menikah karena mau menjauhkan dirinya dari yang haram."
  16. "Wahai generasi muda ! Bila diantaramu sudah mampu menikah hendaklah ia nikah, karena mata akan lebih terjaga, kemaluan akan lebih terpelihara." (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas'ud).
  17. Kawinlah dengan wanita yang mencintaimu dan yang mampu beranak. Sesungguhnya aku akan membanggakan kamu sebagai umat yang terbanyak (HR. Abu Dawud).
  18. Saling menikahlah kamu, saling membuat keturunanlah kamu, dan perbanyaklah (keturunan). Sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya jumlahmu di tengah umat yang lain (HR. Abdurrazak dan Baihaqi).
  19. Shalat 2 rakaat yang diamalkan orang yang sudah berkeluarga lebih baik, daripada 70 rakaat yang diamalkan oleh jejaka (atau perawan) (HR. Ibnu Ady dalam kitab Al Kamil dari Abu Hurairah).
  20. Rasulullah SAW. bersabda : "Seburuk-buruk kalian, adalah yang tidak menikah, dan sehina-hina mayat kalian, adalah yang tidak menikah" (HR. Bukhari).
  21. Diantara kamu semua yang paling buruk adalah yang hidup membujang, dan kematian kamu semua yang paling hina adalah kematian orang yang memilih hidup membujang (HR. Abu Ya��la dan Thabrani).
  22. Dari Anas, Rasulullah SAW. pernah bersabda : Barang siapa mau bertemu dengan Allah dalam keadaan bersih lagi suci, maka kawinkanlah dengan perempuan terhormat. (HR. Ibnu Majah,dhaif).
  23. Rasulullah SAW bersabda : Kawinkanlah orang-orang yang masih sendirian diantaramu. Sesungguhnya, Allah akan memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, dan menambah keluhuran mereka (Al Hadits).

Tujuan Pernikahan

  1. Melaksanakan perintah Allah dan Sunnah Rasul.
  2. Melanjutkan generasi muslim sebagai pengemban risalah Islam.
  3. Mewujudkan keluarga Muslim menuju masyarakat Muslim.
  4. Mendapatkan cinta dan kasih sayang.
  5. Ketenangan Jiwa dengan memelihara kehormatan diri (menghindarkan diri dari perbuatan maksiat / perilaku hina lainnya).
  6. Agar kaya (sebaik-baik kekayaan adalah isteri yang shalihat).
  7. Meluaskan kekerabatan (menyambung tali silaturahmi / menguatkan ikatan kekeluargaan)

Kesiapan Pribadi

  1. Kondisi Qalb yang sudah mantap dan makin bertambah yakin setelah istikharah. Rasulullah SAW. bersabda : ��Man Jadda Wa Jadda�� (Siapa yang bersungguh-sungguh pasti ia akan berhasil melewati rintangan itu).
  2. Termasuk wajib nikah (sulit untuk shaum).
  3. Termasuk� tathhir (mensucikan diri).
  4. Secara materi, Insya Allah siap. ��Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya��� (Qs. At Thalaq (65) : 7)

Akibat Menunda atau Mempersulit Pernikahan

  • Kerusakan dan kehancuran moral akibat pacaran dan free sex.
  • Tertunda lahirnya generasi penerus risalah.
  • Tidak tenangnya Ruhani dan perasaan, karena Allah baru memberi ketenangan dan kasih sayang bagi orang yang menikah.
  • Menanggung dosa di akhirat kelak, karena tidak dikerjakannya kewajiban menikah saat syarat yang Allah dan RasulNya tetapkan terpenuhi.
  • Apalagi sampai bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. Rasulullah SAW. bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah ia bersunyi sepi berduaan dengan wanita yang tidak didampingi mahramnya, karena yang menjadi pihak ketiganya adalah syaitan." (HR. Ahmad) dan "Sungguh kepala salah seorang diantara kamu ditusuk dengan jarum dari besi lebih baik, daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya" (HR. Thabrani dan Baihaqi).. Astaghfirullahaladzim.. Na'udzubillahi min dzalik

Namun, umumnya yang terjadi di masyarakat di seputar pernikahan adalah sebagai berikut ini :

  • Status yang mulia bukan lagi yang taqwa, melainkan gelar yang disandang:Ir, DR, SE, SH, ST, dsb
  • Pesta pernikahan yang wah / mahar yang tinggi, sebab merupakan kebanggaan tersendiri, bukan di selenggarakan penuh ketawadhu'an sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. (Pernikahan hendaklah dilandasi semata-mata hanya mencari ridha Allah dan RasulNya. Bukan di campuri dengan harapan ridha dari� manusia (sanjungan, tidak enak kata orang). Saya yakin sekali.. bila Allah ridha pada apa yang kita kerjakan, maka kita akan selamat di dunia dan di akhirat kelak.)
  • Pernikahan dianggap penghalang untuk menyenangkan orang tua.
  • Masyarakat menganggap pernikahan akan merepotkan Studi, padahal justru dengan menikah penglihatan lebih terjaga dari hal-hal yang haram, dan semakin semangat menyelesaikan kuliah.

Memperbaiki Niat :

Innamal a'malu binniyat....... Niat adalah kebangkitan jiwa dan kecenderungan pada apa-apa yang muncul padanya berupa tujuan yang dituntut yang penting baginya, baik secara segera maupun ditangguhkan.

Niat Ketika Memilih Pendamping

Rasulullah bersabda "Barangsiapa yang menikahkan (putrinya) karena silau akan kekayaan lelaki meskipun buruk agama dan akhlaknya, maka tidak akan pernah pernikahan itu dibarakahi-Nya, Siapa yang menikahi seorang wanita karena kedudukannya, Allah akan menambahkan kehinaan kepadanya, Siapa yang menikahinya karena kekayaan, Allah hanya akan memberinya kemiskinan, Siapa yang menikahi wanita karena bagus nasabnya, Allah akan menambahkan kerendahan padanya, Namun siapa yang menikah hanya karena ingin menjaga pandangan dan nafsunya atau karena ingin mempererat kasih sayang, Allah senantiasa memberi barakah dan menambah kebarakahan itu padanya."(HR. Thabrani).

"Janganlah kamu menikahi wanita karena kecantikannya, mungkin saja kecantikan itu membuatmu hina. Jangan kamu menikahi wanita karena harta / tahtanya mungkin saja harta / tahtanya membuatmu melampaui batas. Akan tetapi nikahilah wanita karena agamanya. Sebab, seorang budak wanita yang shaleh, meskipun buruk wajahnya adalah lebih utama". (HR. Ibnu Majah).

Nabi SAW. bersabda : Janganlah kalian menikahi kerabat dekat, sebab (akibatnya) dapat melahirkan anak yang lemah (baik akal dan fisiknya) (Al Hadits).

Dari Jabir r.a., Sesungguhnya Nabi SAW. telah bersabda, ��Sesungguhnya perempuan itu dinikahi orang karena agamanya, kedudukan, hartanya, dan kecantikannya ; maka pilihlah yang beragama." (HR. Muslim dan Tirmidzi). Niat dalam Proses Pernikahan

Masalah niat tak berhenti sampai memilih pendamping. Niat masih terus menyertai berbagai urusan yang berkenaan dengan terjadinya pernikahan. Mulai dari memberi mahar, menebar undangan walimah, menyelenggarakan walimah. Walimah lebih dari dua hari lebih dekat pada mudharat, sedang walimah hari ketiga termasuk riya'. "Berikanlah mahar (mas kawin) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan."(Qs. An Nisaa (4) : 4).

Rasulullah SAW bersabda : "Wanita yang paling agung barakahnya, adalah yang paling ringan maharnya" (HR. Ahmad, Al Hakim, Al Baihaqi dengan sanad yang shahih). Dari Aisyah, bahwasanya Rasulullah SAW. telah bersabda, "Sesungguhnya berkah nikah yang besar ialah yang sederhana belanjanya (maharnya)" (HR. Ahmad). Nabi SAW pernah berjanji : "Jangan mempermahal nilai mahar. Sesungguhnya kalau lelaki itu mulia di dunia dan takwa di sisi Allah, maka Rasulullah sendiri yang akan menjadi wali pernikahannya." (HR. Ashhabus Sunan). Dari Anas, dia berkata : " Abu Thalhah menikahi Ummu Sulaim dengan mahar berupa keIslamannya" (Ditakhrij dari An Nasa'i)..Subhanallah..

Proses pernikahan mempengaruhi niat. Proses pernikahan yang sederhana dan mudah insya Allah akan mendekatkan kepada bersihnya niat, memudahkan proses pernikahan bisa menjernihkan niat. Sedangkan mempersulit proses pernikahan akan mengkotori niat. "Adakanlah perayaan sekalipun hanya memotong seekor kambing." (HR. Bukhari dan Muslim)

Pernikahan haruslah memenuhi kriteria Lillah, Billah, dan Ilallah. Yang dimaksud Lillah, ialah niat nikah itu harus karena Allah. Proses dan caranya harus Billah, sesuai dengan ketentuan dari Allah.. Termasuk didalamnya dalam pemilihan calon, dan proses menuju jenjang pernikahan (bersih dari pacaran / nafsu atau tidak). Terakhir Ilallah, tujuannya dalam rangka menggapai keridhoan Allah.

Sehingga dalam penyelenggaraan nikah tidak bermaksiat pada Allah ; misalnya : adanya pemisahan antara tamu lelaki dan wanita, tidak berlebih-lebihan, tidak makan sambil berdiri (adab makanan dimasyarakat biasanya standing party-ini yang harus di hindari, padahal tidak dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang demikian), Pengantin tidak disandingkan, adab mendo'akan pengantin dengan do'a : Barokallahu laka wa baroka 'alaikum wa jama'a baynakuma fii khoir.. (Semoga Allah membarakahi kalian dan melimpahkan barakah kepada kalian), tidak bersalaman dengan lawan jenis, Tidak berhias secara berlebihan ("Dan janganlah bertabarruj (berhias) seperti tabarrujnya jahiliyah yang pertama" - Qs. Al Ahzab (33),

Meraih Pernikahan Ruhani

Jika seseorang sudah dipenuhi dengan kecintaan dan kerinduan pada Allah, maka ia akan berusaha mencari seseorang yang sama dengannya. Secara psikologis, seseorang akan merasa tenang dan tentram jika berdampingan dengan orang yang sama dengannya, baik dalam perasaan, pandangan hidup dan lain sebagainya. Karena itu, berbahagialah seseorang yang dapat merasakan cinta Allah dari pasangan hidupnya, yakni orang yang dalam hatinya Allah hadir secara penuh. Mereka saling mencintai bukan atas nama diri mereka, melainkan atas nama Allah dan untuk Allah.

Betapa indahnya pertemuan dua insan yang saling mencintai dan merindukan Allah. Pernikahan mereka bukanlah semata-mata pertemuan dua insan yang berlainan jenis, melainkan pertemuan dua ruhani yang sedang meniti perjalanan menuju Allah, kekasih yang mereka cintai. Itulah yang dimaksud dengan pernikahan ruhani. KALO KITA BERKUALITAS DI SISI ALLAH, PASTI YANG AKAN DATANG JUGA SEORANG (JODOH UNTUK KITA) YANG BERKUALITAS� PULA (Al Izzah 18 / Th. 2)

Penutup

"Hai, orang-orang beriman !! Janganlah kamu mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah kepada kamu dan jangan kamu melampaui batas, karena Allah tidak suka kepada orang-orang yang melampaui batas." (Qs. Al Maidaah (5) : 87).

Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. Dan sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Qs. Alam Nasyrah (94) : 5- 6 ).

Ibunda dan Ayahanda yang sangat saya hormati, saya sayangi dan saya cintai atas nama Allah.. demikanlah proposal ini (secara fitrah) saya tuliskan. Saya sangat berharap Ibunda dan Ayahanda.. memahami keinginan saya. Atas restu dan doa dari Ibunda serta Ayahanda..saya ucapkan "Jazakumullah Khairan katsiira". "Ya Allah, jadikanlah aku ridho terhadap apa-apa yang Engkau tetapkan dan jadikan barokah apa-apa yang telah Engkau takdirkan, sehingga tidak ingin aku menyegerakan apa-apa yang engkau tunda dan menunda apa-apa yang Engkau segerakan.. YA ALLAH BERILAH PAHALA DALAM MUSIBAHKU KALI INI DAN GANTIKAN UNTUKKU YANG LEBIH BAIK DARINYA.. Amiin"

====================================
Dedicated to : My inspiration .... yang pernah singgah dan menghuni "hati" ...Astaghfirullah !! Saat langkah ada didunia maya, tak menapak di bumi-Nya..Lalu, kucoba atur gelombang asa..Robbi kudengar panggilanMu tuk meniti jalan RidhoMu.. Kuharap ada penolong dari hambaMu meneguhkan tapak kakiku di jalan-Mu dan menemani panjangnya jalan yang harus aku titi.. " Saat Cinta dan Rindu� tuk gapai Syurga dan Syahid di jalanNya makin membuncah.."
====================================

Minggu, September 27, 2009

Teman Temanku semasa SMA

Dewi lestari And Yanti Yulianti

Pahing, Mu hamad Halim and Saya

Junengsih And Arief Rachman

Ida Ridaningsih, Saya and Yunti Yulianti

Muhamad Halim, Yanti Yulianti and Saya waktu lagi perpisahan di rumahnya Pak Jajang










Sabtu, Agustus 01, 2009

Padi Organik

Apa yang dimaksud dengan Padi Organik?
Padi organik adalah padi yang disahkan oleh sebuah badan
independen, untuk ditanam dan diolah menurut standar ‘organik’
yang ditetapkan.
Walau tidak ada satu definisi pun untuk “organik”,
kebanyakan definisi memiliki elemen umum. Misalnya,
“organik” sebagaimana digunakan pada kebanyakan tanaman
sawah yang umumnya berarti bahwa:
1. Tidak ada pestisida dan pupuk dari bahan kimia sintetis
atau buatan yang telah digunakan.
2. Kesuburan tanah dipelihara melalui proses “alami” seperti
penanaman tumbuhan penutup dan/atau penggunaan
pupuk kandang yang dikompos dan limbah tumbuhan.
3. Tanaman dirotasikan di sawah untuk menghindari
penanaman tanaman yang sama dari tahun ke tahun di
sawah yang sama.
4. Pergantian bentuk-bentuk bukan-kimia dari pengendalian
hama digunakan untuk mengendalikan serangga,
penyakit dan gulma – misalnya serangga yang
bermanfaat untuk memangsa hama, jerami setengah
busuk untuk menekan gulma, dan lain-lain.
Mengapa padi organik?
Produk “organik” – terutama di pasar-pasar maju – biasanya
menerima harga yang lebih tinggi. Produk organik juga
sering dianggap sebagai memiliki manfaat kesehatan yang
lebih besar.
Apa yang terlibat dalam penanaman padi organik?
1. Harus mengikuti standar ketat untuk produksi dan
pengolahan yang ditetapkan oleh badan sertifikasi.
2. Harus membuat dan menyerahkan rencana tahunan yang
memperlihatkan bahwa Anda akan memenuhi
persyaratan produksi dan pengolahan dari badan
sertifikasi.
3. Produk hanya dapat disertifikasi “organik” bila produk
ditanam di lahan yang telah bebas dari zat-zat terlarang
(misalnya, pestisida dan pupuk kimia buatan) selama tiga
tahun sebelum sertifikasi.
4. Tantangan utama dari penanaman padi awalnya
berkaitan dengan pengelolaan hara dan pengendalian
gulma.
Contoh utama mencakup:
a. Nitrogen biasanya disediakan melalui penanaman
leguminosa penutup tanah.
b. Pupuk dari tulang merupakan sumber fosfor murah
yang baik (dengan kadar sekitar 12%). Hal ini cepat
berfungsi dan berlangsung sampai 6 bulan. Sumber
lain adalah dari Rock Phosphate, yang memiliki rasio
33%. Dengan Rock Phosphate Anda hanya akan
mendapatkan sekitar 10% pada tahun pertama
karena lamban fungsinya dan berlangsung selama 3-
5 tahun.
c. Jerami dan pupuk kandang merupakan sumber kalium
yang baik. Kalium dapat berkadar tinggi dalam air
irigasi.
d. Gulma dapat dikurangi melalui perataan lahan yang
baik, pengelolaan air, pengolahan tanah, dan rotasi
tanaman.
e. Sebagian besar serangga dan penyakit dapat
dikendalikan melalui penggunaan varietas yang tepat.
5. Anda akan harus membuat catatan terperinci mengenai
metode dan bahan yang digunakan dalam penanaman
atau pengolahan produk organik untuk memperlihatkan
bahwa standar telah dijaga dan diperiksa.
6. Anda biasanya akan membutuhkan pihak ketiga yang
disetujui oleh badan sertifikasi nasional untuk
mensertifikasi yang setiap tahun menginspeksi semua
metode dan bahan.
Apa faktor-faktor lain yang harus saya pertimbangkan
dalam memproduksi padi organik?
• Menentukan pasar potensial (harga dan ukuran) untuk
produk yang diusulkan.
• Menentukan apakah input yang diperlukan cukup tersedia
untuk membuat usaha tersebut bersifat ekonomis.
• Menentukan apakah dapat diproduksi produk yang
mencukupi untuk terus memenuhi permintaan pasar
secara tepat waktu dan dengan kualitas yang diminta.
• Menentukan kebutuhan fasilitas, persyaratan modal dan
pembiayaan, biaya dan laba potensial.
• Menganalisis kebutuhan dan biaya infrastruktur dalam
memastikan pengadaan produk yang kontinyu dan tepat
waktu.
• Mekanisme sertifikasi diperlukan.

MARI KITA BUAT PETANI TERSENYUM KETIKA DATANG PANEN

Petani kita sudah terlanjur memiliki mainset bahwa untuk menghasilkan produk-produk pertanian berarti harus gunakan pupuk dan pestisida kimia. NPK yang terdiri dari Urea, TSP dan KCL serta pestisida kimia pengendali hama sudah merupakan kebutuhan rutin para petani kita.
Produk ini dikenalkan oleh pemerintah saat itu sejak tahun 1969 karena berdasarkan penelitin bahwa tanah kita yang sangat subur ini ternyata kekurangan unsur hara makro (NPK). Setelah +/- 5 tahun dikenalkan dan terlihat peningkatan hasilnya, maka barulah para petani mengikuti cara tanam yang dianjurkan pemerintah tersebut. Produk hasil pertanian mencapai puncaknya pada tahun 1985-an pada saat Indonesia swasembada pangan. Petani kita selanjutnya secara turun temurun beranggapan bahwa yang meningkatkan produksi pertanian mereka adalah Urea, TSP dan KCL, mereka lupa bahwa tanah kita juga butuh unsur hara mikro yang pada umumnya terdapat dalam pupuk kandang atau pupuk hijau yang ada disekitar kita, sementara yang ditambahkan pada setiap awal musim tanam adalah unsur hara makro NPK saja ditambah dengan pengendali hama kimia.
Mereka para petani juga lupa, bahwa penggunaan pupuk dan pengendali hama kimia yang tidak terkendali, sangat merusak lingkungan dan terutama tanah pertanian mereka semakin tidak subur, semakin keras dan hasilnya dari tahun ketahun terus menurun.
Tawaran solusi terbaik untuk para petani Indonesia agar mereka bisa tersenyum ketika panen, maka tidak ada jalan lain, perbaiki sistem pertanian mereka, ubah cara bertani mereka, mari kita kembali kealam.
System of Rice Intensification (SRI) yang sedang digencarkan oleh SBY adalah cara bertani yang ramah lingkungan, kembali kealam, menghasilkan produk yang terbebas dari unsur-unsur kimia berbahaya, kuantitas dan kualitas hasil juga lebih baik, belum mendapat respon positif dari para petani kita, karena walaupun hasilnya sangat menjanjikan, tetapi sangat merepotkan petani dalam budidayanya.
Petani kita karena sudah terlanjur termanjakan oleh system olah lahan yang praktis dengan menggunakan pupuk dan pestisida kimia, sangat berat menerima metoda SRI ini. Mungkin tunggu 5 tahun lagi setelah melihat petani tetangganya berhasil menerapkan metode tersebut.
Atau mungkin solusi yang lebih praktis ini dapat diterima oleh para petani kita; yaitu “BERTANI DENGAN POLA GABUNGAN SISTEM SRI DIPADUKAN DENGAN PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK NASA”. Cara gabungan ini hasilnya tetap PADI ORGANIK yang ramah lingkungan seperti yang dikehendaki oleh pola SRI, tetapi cara pengolahan lahan/tanah sawahnya lebih praktis, dan hasilnya bisa meningkat 60% — 200% dibanding pola tanam sekarang.
Semoga petani kita bisa tersenyum ketika datang musim panen.
AYOOO PARA PETANI DAN SIAPA SAJA YANG PEDULI PETANI!!!!
SIAPA YANG AKAN MEMULAI?
KALAU TIDAK KITA SIAPA LAGI?
KALAU BUKAN SEKARANG KAPAN LAGI?

Jumat, Juli 31, 2009

SRI ( System of Rice Intensification ) atau Penanaman Padi Sebatang

Sumber Kompas

Padang, Kompas – Metode penanaman padi sebatang akan dipopulerkan di Indonesia, terutama karena pola ini bisa meningkatkan produksi beras. Upaya mengenalkan penanaman padi sebatang ini melibatkan perguruan tinggi dan swasta.

Dari angka ramalan nasional III 2007, produksi gabah kering giling (GKG) tahun 2007 mencapai 57,05 juta ton atau naik 4,8 persen dibandingkan dengan tahun 2006. Hasil produksi GKG tahun 2007 ini masih di bawah target sebesar 58,18 juta ton.

Peneliti metode penanaman padi sebatang atau system of rice intensification (SRI) sekaligus Rektor Universitas Andalas Musliar Kasim mengatakan, upaya penyebarluasan SRI dengan padi organik ke petani selama ini terkendala dana. Karena itu, universitas akan bekerja sama dengan pihak ketiga.

Kami sudah fokus pada pengembangan SRI. Namun, karena tidak ada dana, kami tidak bisa melaksanakan gerakan yang besar untuk mengajak masyarakat menerapkan SRI berikut pendampingannya, kata Musliar, Selasa (15/1), setelah penandatanganan nota kesepahaman penyebarluasan SRI dengan Medco Foundation.

Musliar menambahkan, sebagian besar daerah di Sumbar sudah mulai memakai SRI. Dengan dukungan dari pihak ketiga, diharapkan metode SRI dapat tersebar semakin luas.

Pimpinan Medco Foundation Arifin Panigoro mengatakan, yayasannya akan mendukung penyebarluasan metode SRI ke seluruh Indonesia lewat program tanggung jawab sosial perusahaan. Prioritas kami adalah kesejahteraan petani. Kita tidak bisa terlalu yakin akan mulai mengenalkan SRI dan langsung jadi. Mulai saja dari yang kecil, kemudian tiap kali panen diadakan evaluasi, kata Arifin.

Di Kota Sawahlunto, sawah yang akan memanfaatkan teknologi SRI ditargetkan sampai 450 hektar pada tahun 2008. Tahun 2006, penanaman padi dengan SRI mencapai 175 hektar dan 280 hektar lagi pada tahun 2007. Penanaman padi sebatang ini disukai petani. Kami memperkenalkan metode ini karena permintaan petani sebab tingkat produksinya mencapai 8-8,5 ton per hektar, kata Amran Nur, Wali Kota Sawahlunto.

Metode SRI dilakukan dengan menanam satu biji benih di tiap lubang tanam. Dengan demikian, kebutuhan benih relatif sedikit.

SRI organik akan meningkatkan produksi beras karena jumlah anakan padi yang dihasilkan bisa mencapai 70 buah untuk tiap lubang. Adapun pertanian biasa menghasilkan anakan sekitar 20 buah.

Rabu, Juli 29, 2009

Kuningan Raih Adipura Kembali

Bertempat di Istana Negara Jakarta, Bupati H. Aang Hamid Suganda, menerima Piala Adipura dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono untuk keduakalinya. Penyerahan piala ini dilaksanakan bertepatan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada tanggal 5 Juni.

Tema peringatan yang diangkat pada tahun ini adalah “Bersama Kita Selamatkan Bumi dari Perubahan Iklim”. Seusai acara penyerahan Adipura, Bupati Kuningan diundang untuk menghadiri sarasehan Anugerah Lingkungan Hidup di Hotel Borobudur Jakarta bersama Menteri Negara Lingkungan Hidup.

Bertempat di Istana Negara Jakarta, Bupati H. Aang Hamid Suganda, menerima Piala Adipura dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono untuk keduakalinya. Penyerahan piala ini dilaksanakan bertepatan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada tanggal 5 Juni. Tema peringatan yang diangkat pada tahun ini adalah “Bersama Kita Selamatkan Bumi dari Perubahan Iklim”. Seusai acara penyerahan Adipura, Bupati Kuningan diundang untuk menghadiri sarasehan Anugerah Lingkungan Hidup di Hotel Borobudur Jakarta bersama Menteri Negara Lingkungan Hidup.

Kuningan terpilih sebagai Kota Terbersih untuk kategori Kota Kecil. Di wilayah 3 Jawa Barat hanya Kuningan dan Indramayu yang mendapatkan Adipura. Sedangkan di Jawa Barat ada 8 kota yang memperoleh Adipura. Untuk kategori Kota Sedang diperoleh Kabupaten Cianjur dan Kota Cimahi, sedangkan kategori Kota Kecil adalah Kabupaten Ciamis, Garut, Sukabumi, Singaparna, Kuningan dan Indramayu. Yang dinilai adalah aspek kebersihan, keindahan, keteduhan, kehijauan dan pengelolaan sampah.

Penilaian Adipura sempat terhenti cukup lama dan baru kembali digelar pemerintah pusat mulai tahun 2007, dengan sistem penilaian yang lebih ketat. Butuh perjuangan dan partisipasi masyarakat dalam upaya meraih Adipura ini. Untuk itu, beberapa titik pantau Adipura di Kabupaten Kuningan pun mulai dibenahi pemerintah daerah. Untuk titik pantau perkantoran yang mendapat penilaian adalah Kantor Setda Kabupaten Kuningan, Kantor Bappeda dan Kantor BPLHD. Titik pantau lainnya adalah Jalan Siliwangi, Jalan Veteran, Jalan Juanda, Jalan Sudirman, Jalan Pramuka, Jalan Ahmad Yani, Jalan Sukamulya Cigugur, Jalan Cigugur Kuningan, dan Jalan Kadugede Kuningan. Pasar Baru, Pasar Kepuh dan pertokoan Siliwangi pun tak luput dari pantauan tim penilai Adipura. Sedangkan untuk kawasan permukiman yang menjadi titik pantau adalah perumahan Griya Bojong Indah, Perumahan Wahana Indah Cigugur dan Perumnas Ciporang. Sedangkan ruang terbuka, yang dinilai adalah Hutan Kota Bungkirit, Taman Kota, Taman Relief, Taman Dahlia, dan Taman Ciporang. Fasilitas umum lainnya RSUD 45 dan Terminal Cirendang. Saluran terbuka yang menjadi titik pantau adalah Citamba, Cigembang, Cidangdangrat, dan Surakatiga. Sekolah yang menjadi titik pantau adalah SMAN 1 Kadugede, SMKN 2 Kuningan, SMPN 1 Kuningan, SMAN 3 Kuningan, SMAN 2 Kuningan, SDN 1 Kuningan dan SDN 7 Kuningan. Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Ciniru Jalaksana pun merupakan salah satu titik pantau yang terpenting.

Ternyata tidak hanya penilaian fisik semata yang dipantau Tim Penilai Adipura ini. Motivasi dan partisipasi masyarakat serta political will pemerintah daerah juga menjadi pertimbangan tersendiri. Aspek positif yang mendukung adalah budaya masyarakat Kuningan dengan nilai gotong royong yang masih kuat dan mengakar, sehingga kesadaran masyarakat Kuningan untuk menjaga kebersihan dan keindahan dinilai cukup baik. Pemerintah Daerah dibantu Tim Penggerak PKK Kabupaten Kuningan pun tak henti-hentinya memotivasi masyarakat untuk menjadikan bersih dan sehat sebagai gaya hidup masyarakat. Melalui Gerakan “Ayo Bersihkan Kota Kuningan”, seluruh elemen masyarakat bergerak langsung ke lapangan dan melakukan gerakan kebersihan. Hal ini menjadi nilai tersendiri di mata tim penilai Adipura. Tak hanya itu, Pemkab Kuningan saat ini terus berupaya mewujudkan Kuningan sebagai Kabupaten Konservasi dengan berbagai peraturan daerah yang mendukung ke arah sana.

Selain itu, meski baru dicanangkan belum lama program “Balad Kuring” yang digagas pemerintah Provinsi Jawa Barat yang juga diterapkan di Kuningan menambah kuatnya upaya pemerintah untuk terus memelihara lingkungan hidup. Melalui program ini, setelah dicanangkan ada kawasan tertentu yang ditetapkan sebagai kawasan bebas sampah dan bebas kendaraan. Jika bukan dari sekarang dan bukan dimulai dari kita, siapa yang lagi yang akan peduli dengan lingkungan kita ini agar tetap lestari.

Kuningan boleh berbangga karena beberapa sekolah di Kuningan juga mendapatkan penghargaan di bidang lingkungan, yaitu SMAN 1 Mandirancan menerima Anugerah Adiwiyata Mandiri. SMPN 1 Luragung menerima Anugerah Adiwiyata tahun ke-2, sedangkan SMPN 2 Pasawahan mendapatkan Sertifikat Sekolah Calon Adiwiyata. Ketiga kepala sekolah tersebut pun mendapatkan kehormatan untuk hadir di Istana Negara menerima langsung penghargaan tersebut. Penilaian Adiwiyata adalah pada penerapan komitmen sekolah mengenai pengelolaan lingkungan hidup yang hijau, bersih dan sehat, sehingga budaya sadar lingkungan menyatu dengan suasana kehidupan sekolah. Sehingga anak-anak didik memiliki kepedulian pada lingkungan lebih dini.


Pada hari Senin 8 Juli telah dilaksanakan kirab. Rute kirab Adipura ini dimulai dari Terminal Cirendang – Jalan Siliwangi – Taman Kota – jalan Otista (SMPN 2 Kuningan) – Jalan Sudirman – Pasar Baru – Ir. H. Juanda – finish di Pendopo kabupaten Kuningan.

Disaksikan oleh masyarakat di ruas-ruas jalan yang dilewati, Adipura pada kendaraan hias diarak oleh Bupati, Wakil Bupati, Sekretaris Daerah, Ketua TP PKK, Ketua Dharma Wanita Persatuan, para pejabat, pegawai dan masyarakat Kuningan dengan bersepeda, ISSK (Ikatan Sepeda Santai Kuningan) dan Komunitas Sepeda Onthel. Selanjutnya diikuti Pasukan Kuning dengan naik puluhan Delman dan Armada Pengangkut Sampah.

Kirab Adipura dilaksanakan untuk menyatakan kegembiraan serta memotivasi warga agar dapat terus mempertahankan prestasi yang telah dicapai ini. Bagaimanapun, diraihnya Adipura adalah berkat partisipasi dan dukungan warga masyarakat.

Selasa, Juli 28, 2009

Ujang, Anak Kemarin Sore dan Pertanian Organik

Ujang Ahmad Zaenal Muttaqin


Petani konvensional di tanah Sunda umumnya mengenal falsafah ”kadenge, kadeuleu, karampa, karasa” atau mendengar, melihat, meraba, dan merasakan. Bagi Ujang Ahmad Zaenal Muttaqin, falsafah yang dianut oleh para petani tradisional tersebut menjadi hambatan serius ketika dia ingin mengajak mereka untuk bertani organik.

Para petani konvensional harus mendengar, melihat, dan meraba dulu baru mereka percaya terhadap teknologi baru dalam bertani. Susahnya minta ampun untuk meyakinkan petani konvensional bahwa bertani organik dengan cara budidaya baru itu merupakan cara terbaik guna meningkatkan kesejahteraan mereka,” kata Ujang, ayah dua anak ini.

Kegelisahan Ujang terhadap nasib petani di desanya, Jambenenenggang, Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mulai muncul sekitar akhir tahun 2000. Ketika itu Ujang baru kembali dari Jepang, setelah bekerja di sebuah pabrik sejak tahun 1997.

Ketika di Jepang, setiap akhir pekan Ujang menyempatkan diri magang di sebuah sentra pertanian. Ini bisa dia lakukan dengan rekomendasi dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sukabumi. Di sini dia melihat pertanian yang sudah sistematis dikerjakan mesin. Petani di Jepang hanya menjadi operator sejak membajak sawah, menyemai, menanam, hingga memanen. ”Produktivitas lahan mereka tinggi, mencapai 11 ton per hektar waktu itu,” ceritanya.

Pulang ke Indonesia, Ujang membuang mimpinya untuk melihat petani di kampungnya mengoperasikan mesin di sawah. Namun, muncul keyakinannya bahwa petani bisa meningkatkan taraf hidup jika mereka mau. ”Dari teknologi, jelas kita ketinggalan (dari Jepang). Tapi, kalau petani mau mengubah pola bertaninya, saya yakin mereka bisa meningkatkan taraf hidup,” kata Ujang.

Petani miskin

Lulusan Madrasah Aliyah Negeri Syamsul Ullum Sukabumi itu mendapati petani di sekitarnya sebagai petani miskin yang penghasilannya amat kecil. ”Di lahan seluas 1 hektar, petani penyewa hanya mendapat pemasukan sebesar Rp 2 juta selama satu musim, atau sekitar Rp 500.000 per bulan,” kata Ujang.

Penghasilan itu dihitung dari ongkos produksi, mulai dari pupuk dan pengolahan lahan sebesar Rp 2,2 juta per hektar serta sewa lahan Rp 7 juta per hektar per musim.

Hasil panen mereka hanya 5,6 ton per hektar dan dijual dengan harga Rp 2.000 per kilogram. Dengan demikian, panen semusim hanya memberi hasil Rp 11,2 juta. Setelah dikurangi ongkos produksi dan sewa lahan, petani hanya memperoleh Rp 2 juta per musim. ”Kami mengenal istilah, petani hanya timbul daki setelah bertani karena mereka memang tidak mendapat apa-apa,” kata Ujang.

Dengan falsafah yang dianut oleh para petani konvensional itu, dia harus memulai lebih dulu bagaimana bertani organik dan budidaya yang baik hingga bisa memberikan keuntungan.

Ketika memulai cara bertani organik, banyak petani konvensional yang mencemooh Ujang. Apalagi, dia masih termasuk ”anak kemarin sore” di kampung Kebonpedes. ”Banyak petani yang mengatakan bahwa mereka lebih dulu bertani daripada saya, jadi tentunya merasa lebih tahu. Saya diam saja, tetapi tetap yakin ketika melihat hasilnya, mereka akan percaya,” katanya.

Ujang kemudian memulainya dengan mengganti pupuk pabrik dengan pupuk kompos dari tumbuh-tumbuhan hijau dan granole (pupuk dari kotoran hewan yang dicampur dengan dekomposer). Ujang memerlukan waktu tiga musim untuk mengakhiri penggunaan pupuk pabrik karena kondisi tanah belum terbiasa.

Dia memproduksi sendiri granole dengan maksud agar tak bergantung pada pihak mana pun. Dia mendapatkan kotoran hewan dari warga yang beternak sapi dan para tetangga yang memiliki kambing dan ayam.

Apabila menggunakan kompos, sawah seluas 1 hektar memerlukan sekitar 5-7 ton. Adapun dengan granole, sawah luas yang sama hanya memerlukan 500 kilogram sampai 1 ton. Kebutuhan ini tergantung dari kondisi keasaman tanah.

Beralih ke organik

Selain beralih ke pertanian organik, Ujang juga memulai budidaya bertani yang baru, yakni dengan mengurangi penggunaan benih padi.

”Petani konvensional biasanya menggunakan hingga delapan bibit dalam satu lubang. Ketika tumbuh, maksimal hanya 18 anakan yang jadi karena bibit sulit tumbuh,” katanya.

Adapun cara yang dilakukan Ujang adalah dengan menggunakan satu-dua bibit saja per lubang. Ternyata setelah tumbuh, tanaman itu bisa menghasilkan 25 anakan per lubang.

Dengan cara itu, dia hanya memerlukan paling banyak 8 kilogram benih per hektar. Bandingkan dengan petani konvensional yang memerlukan benih sampai 35 kilogram per hektar.

Masih belum puas, Ujang berusaha menambah pengetahuan bertaninya dengan mengikuti Sekolah Lapangan Pengelola Tanaman Terpadu (SLPTT) di Kebonpedes. Terbukti, Ujang bisa mendongkrak produktivitas tanaman padinya menjadi 8 ton lebih per hektar.

Adapun ongkos produksi yang diperlukan Ujang untuk mengolah 1 hektar lahan hanya Rp 2,1 juta. Ditambah sewa lahan Rp 7 juta, dia hanya menghabiskan biaya sebanyak Rp 9,1 juta. Namun, hasil panen dan harganya bisa naik signifikan.

Dengan hasil panen padi organik pada musim terakhir sebanyak 8,82 ton per hektar dan harga gabah basah Rp 2.400 per kilogram, Ujang memperoleh penghasilan Rp 21,168 juta. Jumlah itu, setelah dikurangi modal kerja, masih bersisa Rp 12,068 juta dalam semusim, atau Rp 3 juta per bulan.

Melihat keberhasilan Ujang, puluhan petani konvensional dan pemuda pengangguran di Kebonpedes mulai tertarik menekuni pertanian organik. Dalam satu musim terakhir, delapan kelompok tani setempat meminta Ujang mendampingi mereka mempraktikkan cara bertani organik. Setiap kelompok tani itu mempunyai anggota 20-25 petani.

Seiring dengan makin banyaknya petani konvensional yang menerapkan pertanian organik dan cara budidaya baru itu, Ujang yakin petani di Kebonpedes akan mandiri. ”Apa lagi yang mau dibantah? Pupuk sudah bisa kami produksi sendiri dan harga gabah padi organik juga jauh di atas harga padi nonorganik. Kalau ada kemauan, sebenarnya tidak sulit menjadi petani mandiri,” kata Ujang.

KOMPAS/AGUSTINUS HANDOKO

Sumber : Kompas.com