Jumat, Juli 31, 2009

SRI ( System of Rice Intensification ) atau Penanaman Padi Sebatang

Sumber Kompas

Padang, Kompas – Metode penanaman padi sebatang akan dipopulerkan di Indonesia, terutama karena pola ini bisa meningkatkan produksi beras. Upaya mengenalkan penanaman padi sebatang ini melibatkan perguruan tinggi dan swasta.

Dari angka ramalan nasional III 2007, produksi gabah kering giling (GKG) tahun 2007 mencapai 57,05 juta ton atau naik 4,8 persen dibandingkan dengan tahun 2006. Hasil produksi GKG tahun 2007 ini masih di bawah target sebesar 58,18 juta ton.

Peneliti metode penanaman padi sebatang atau system of rice intensification (SRI) sekaligus Rektor Universitas Andalas Musliar Kasim mengatakan, upaya penyebarluasan SRI dengan padi organik ke petani selama ini terkendala dana. Karena itu, universitas akan bekerja sama dengan pihak ketiga.

Kami sudah fokus pada pengembangan SRI. Namun, karena tidak ada dana, kami tidak bisa melaksanakan gerakan yang besar untuk mengajak masyarakat menerapkan SRI berikut pendampingannya, kata Musliar, Selasa (15/1), setelah penandatanganan nota kesepahaman penyebarluasan SRI dengan Medco Foundation.

Musliar menambahkan, sebagian besar daerah di Sumbar sudah mulai memakai SRI. Dengan dukungan dari pihak ketiga, diharapkan metode SRI dapat tersebar semakin luas.

Pimpinan Medco Foundation Arifin Panigoro mengatakan, yayasannya akan mendukung penyebarluasan metode SRI ke seluruh Indonesia lewat program tanggung jawab sosial perusahaan. Prioritas kami adalah kesejahteraan petani. Kita tidak bisa terlalu yakin akan mulai mengenalkan SRI dan langsung jadi. Mulai saja dari yang kecil, kemudian tiap kali panen diadakan evaluasi, kata Arifin.

Di Kota Sawahlunto, sawah yang akan memanfaatkan teknologi SRI ditargetkan sampai 450 hektar pada tahun 2008. Tahun 2006, penanaman padi dengan SRI mencapai 175 hektar dan 280 hektar lagi pada tahun 2007. Penanaman padi sebatang ini disukai petani. Kami memperkenalkan metode ini karena permintaan petani sebab tingkat produksinya mencapai 8-8,5 ton per hektar, kata Amran Nur, Wali Kota Sawahlunto.

Metode SRI dilakukan dengan menanam satu biji benih di tiap lubang tanam. Dengan demikian, kebutuhan benih relatif sedikit.

SRI organik akan meningkatkan produksi beras karena jumlah anakan padi yang dihasilkan bisa mencapai 70 buah untuk tiap lubang. Adapun pertanian biasa menghasilkan anakan sekitar 20 buah.

2 komentar:

  1. if agriculture is considered as a business, and we care about the unemployment and poverty in rural areas,

    “MARI KITA BUAT PETANI TERSENYUM KETIKA PANEN TIBA”

    Petani kita sudah terlanjur memiliki mainset bahwa untuk menghasilkan produk-produk pertanian berarti harus gunakan pupuk dan pestisida kimia.
    NPK yang antara lain terdiri dari Urea, TSP dan KCL serta pestisida kimia pengendali hama sudah merupakan kebutuhan rutin para petani kita, dan sudah dilakukan sejak 1967 (masa awal orde baru) hingga sekarang.
    Produk hasil pertanian mencapai puncaknya pada tahun 1984 pada saat Indonesia mencapai swasembada beras dan kondisi ini stabil sampai dengan tahun 1990-an. Capaian produksi padi saat itu bisa 6 -- 8 ton/hektar.

    Petani kita selanjutnya secara turun temurun beranggapan bahwa yang meningkatkan produksi pertanian mereka adalah Urea, TSP dan KCL, mereka lupa bahwa tanah kita juga butuh unsur hara mikro yang pada umumnya terdapat dalam pupuk kandang atau pupuk hijau yang ada disekitar kita, sementara yang ditambahkan pada setiap awal musim tanam adalah unsur hara makro NPK saja ditambah dengan pengendali hama kimia yang sangat merusak lingkungan dan terutama tanah pertanian mereka semakin rusak, semakin keras dan menjadi tidak subur lagi. Sawah-sawah kita sejak 1990 hingga sekarang telah mengalami penurunan produksi yang sangat luar biasa dan hasil akhir yang tercatat rata-rata nasional hanya tinggal 3, 8 ton/hektar (statistik nasional 2010).

    Tawaran solusi terbaik untuk para petani Indonesia agar mereka bisa tersenyum ketika panen, maka tidak ada jalan lain, perbaiki sistem pertanian mereka, ubah cara bertani mereka, mari kita kembali kealam.

    System of Rice Intensification (SRI) yang telah dicanangkan oleh pemerintah (SBY) beberapa tahun yang lalu adalah cara bertani yang ramah lingkungan, kembali kealam, menghasilkan produk yang terbebas dari unsur-unsur kimia berbahaya, kuantitas dan kualitas, serta harga produk juga jauh lebih baik.
    SRI sampai kini masih juga belum mendapat respon positif dari para petani kita, karena pada umumnya petani kita beranggapan dan beralasan bahwa walaupun hasilnya sangat menjanjikan, tetapi sangat merepotkan petani dalam proses budidayanya.

    Selain itu petani kita sudah terbiasa dan terlanjur termanjakan oleh system olah lahan yang praktis dan serba instan dengan menggunakan pupuk dan pestisida kimia, sehingga umumnya sangat berat menerima metoda SRI ini.
    Mungkin tunggu 5 tahun lagi setelah melihat petani tetangganya berhasil menerapkan metode tersebut.

    Kami tawarkan solusi yang lebih praktis yang perlu dipertimbangkan dan sangat mungkin untuk dapat diterima oleh masyarakat petani kita untuk dicoba, yaitu:

    "BERTANI DENGAN POLA GABUNGAN SISTEM SRI DIPADUKAN DENGAN PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK AJAIB (SO/AVRON/NASA) + EFFECTIVE MICROORGANISME 16 PLUS (EM16+), DENGAN SISTEM JAJAR GOROWO",

    Cara gabungan ini hasilnya tetap PADI ORGANIK yang ramah lingkungan seperti yang dikehendaki pada pola SRI, tetapi cara pengolahan tanah sawahnya lebih praktis, dan hasilnya bisa meningkat 100% — 400% dibanding pola tanam konvensional seperti sekarang.

    Ditunggu komentarnya di omyosa@gmail.com, atau di 02137878827, 081310104072

    BalasHapus
  2. if agriculture is considered as a business, and we care about the unemployment and poverty in rural areas,

    “MARI KITA BUAT PETANI TERSENYUM KETIKA PANEN TIBA” (lanjutan)

    • PUPUK ORGANIK AJAIB (SO/AVRON/NASA) merupakan pupuk organik lengkap yang memenuhi kebutuhan unsur hara makro dan mikro tanah dengan kandungan asam amino paling tinggi yang penggunaannya sangat mudah,
    • sedangkan EM16+ merupakan cairan bakteri fermentasi generasi terakhir dari effective microorganism yang sudah sangat dikenal sebagai alat composer terbaik yang mampu mempercepat proses pengomposan dan mampu menyuburkan tanaman dan meremajakan/merehabilitasi tanah rusak akibat penggunan pupuk dan pestisida kimia yang tidak terkendali,
    • sementara itu yang dimaksud sistem jajar gorowo adalah sistem penanaman padi yang diselang alur/selokan/parit yang lego, jero, dan dowo, bisa 2 padi selang 1 gorowo atau 4 padi selang 1 gorowo, dan
    • yang paling penting dalam bertani pola gabungan ini adalah relative lebih mudah olah lahannya dan lebih murah biayanya.

    CATATAN:

    1. Bagi Anda yang bukan petani, tetapi berkeinginan memakmurkan/ mensejahterakan petani sekaligus ikut mengurangi tingkat pengangguran dan urbanisasi masyarakat pedesaan, dapat melakukan uji coba secara mandiri system pertanian organik ini pada lahan kecil terbatas di lokasi komunitas petani sebagai contoh (demplot) bagi masyarakat petani dengan tujuan bukan untuk Anda menjadi petani, melainkan untuk meraih tujuan yang lebih besar lagi, yaitu ANDA MENJADI AGEN SOSIAL penyebaran informasi pengembangan system pertanian organik diseluruh wilayah Indonesia.

    2. Cara bertani organik tidak saja hanya untuk budidaya tanaman padi sawah, tetapi bisa juga untuk berbagai produk-produk agro bisnis yang meliputi pertanian (padi, palawija, buah dan sayuran), perkebunan, perikanan, dan peternakan.


    Hasil panen setelah menggunakan Pupuk Ajaib

    Kesaksian untuk tanaman pertanian tanpa pestisida kimia, dan perangsang tumbuh tambahan lainnya :
    * Cabe Organik bisa mencapai 4 -- 6 kg/pohon, dan umur tanaman bisa sampai 2 -- 3 tahun.
    * Padi Organik bisa mencapai rata-rata 10 — 24 ton / hektar.
    * Bawang Merah Organik bisa mencapai diatas 20--36 ton / hektar
    * Jamur Tiram Organik bisa meningkat 200 -- 300 %, dan bebas ulat !
    * Bawang Daun Organik bisa mencapai rata-rata 1 kg/batang
    * Kol Organik bisa mencapai rata-rata 5-8 kg/pohon
    * Sawit sudah tidak produktif bisa kembali lagi produktif,

    Kesaksian untuk hewan dan ikan tanpa vaksin, antibiotik, dan vitamin lainnya :
    * Nila 3cm dirawat 2 minggu bisa sebesar umur 2 bulan padahal
    * Bebek afkir biasanya telurnya 10% bisa meningkat jadi 50% lebih.
    * Sapi beratnya meningkat di atas 1,5 kg/hari pakannya hanya rumput.
    * Broiler bisa panen pada hari ke 28-29 berat 1,5-1,7 kg
    * Pembibitan lele angka kematian bisa sampai pada 0%
    * Budidaya belut bibit 3 bulan bisa mencapai berat 500 gram/ ekor
    * Lele 5—7 cm bisa panen dalam waktu 29 hari

    Semoga petani kita bisa tersenyum ketika datang musim panen.

    AYOOO PARA PETANI DAN SIAPA SAJA YANG PEDULI PETANI!!!! SIAPA YANG AKAN MEMULAI? KALAU TIDAK KITA SIAPA LAGI? KALAU BUKAN SEKARANG KAPAN LAGI?

    Anda siap menjadi donatur bagi pekerja sosial agen penyebaran informasi, atau Anda sendiri merangkap sebagai pekerja sosial agen penyebaran informasi itu dilokasi sekitar anda berada, atau pada wilayah yang lebih luas lagi diseluruh Indonesia?

    Ditunggu komentarnya di omyosa@gmail.com, atau di 02137878827, 081310104072

    BalasHapus